Ligaindonesia – Setelah berhasil menjadi juara di Liga 1 2018, turbulensi performa dialami Persija Jakarta. Bukannya mempertahankan status sebagai tim elite, Macan Kemayoran justru menjadi tim medioker yang nyaman di papan tengah.
Namun, kehadiran Thomas Doll di kursi kepelatihan pada musim ini memberikan sentuhan baru kepada klub berjulukan Macan Kemayoran itu. Pendekatan taktik pelatih asal Jerman itu mampu membawa Persija Jakarta naik level.
Jargon to the next level yang diusung untuk kompetisi BRI Liga 1 2022/2023 bukan isapan jempol belaka.
Beberapa pemain yang sempat meredup, dibangkitkan performanya oleh Thomas Doll lewat skema tiga bek yang sejatinya sudah jarang digunakan dalam sepak bola nasional.
Dengan platform bermain seperti itu, Persija bisa menutup kelemahan yang muncul di sektor sayap. Macan Kemayoran pun bisa mengakses lebih banyak variasi serangan dengan strategi ini.
Namun, yang jauh lebih penting, bagaimana Thomas Doll memilih pemain yang tepat untuk menerapkan skema tersebut. Tiga pemain Persija Jakarta ini menjadi ‘kesayangan’ sang pelatih sejauh ini:
Riko Simanjuntak
Sempat tidak mendapatkan tempat utama, Riko Simanjuntak perlahan mampu membuktikan kapasitasnya. Pemain asal Pematang Siantar tersebut berhasil mengklaim satu tempat utama.
Awalnya, Riko sempat kesulitan saat ditempatkan sebagai wing-back. Namun, perubahan skema jadi 3-5-2 ke 3-4-3 membuatnya makin liar di lini depan.
Catatan dua gol dan lima assist yang dibuatnya membuatnya jadi pemain depan Persija yang menakutkan. Menghentikan aksinya adalah hal wajib bila lawan ingin menaklukkan Persija Jakarta.
Ondrej Kudela
Bukan tanpa maksud Thomas Doll mengajak Ondrej Kudela berkarier di Indonesia. Kematangannya dalam bermain sangat dibutuhkan dalam mengatur back-line Persija Jakarta.
Ini sudah dibuktikan dengan membawa timnya sebagai yang paling minim kebobolan. Walau jarang memperlihatkan aksi-aksi penting, komandonya sudah cukup menjaga soliditas pertahanan.
Dengan kompetisi mendekati akhir, memiliki pemain berpengalaman sepertinya akan sangat menenangkan. Setidaknya pemain muda Persija memiliki panutan bagaimana bereaksi pada momen krusial.
Hanif Sjahbandi
Keputusan Hanif Sjahbandi meninggalkan Arema FC sempat dianggap sebuah perjudian. Pemain kelahiran Bandung itu pergi dari klub yang sudah membesarkan namanya.
Awalnya, ia sempat merasakan kesulitan beradaptasi dengan skema yang diterapkan Thomas Doll. Namun, kepercayaan dari sang pelatih membuat kepercayaan dirinya makin berkembang, terutama setelah dia dimainkan sebagai bek tengah.
Saat Persija Jakarta mengalami badai cedera dan absennya sejumlah pemain bertahan, ia sanggup menjadi solusi instan bagi Macan Kemayoran. Permainannya pun terasa lebih dewasa ketimbang musim-musim sebelumnya.