Ligaindonesia – Liverpool berhasil meraih kemenangan penting saat menjamu Man City dalam lanjutan Liga Inggris 2022/2023, Minggu (16/10/2022) malam WIB. Ada beberapa faktor yang membuat anak asuh The Reds itu keluar sebagai pemenang.
Sesuai prediksi, pertandingan di Anfield kemarin berlangsung sengit. Liverpool bermain jauh lebih baik daripada performa mereka di beberapa laga terakhir.
Liverpool tak bermain seperti biasanya, yang mana mereka lebih banyak bertahan dan melakukan serangan balik. Gol tunggal Mohamed Salah pada babak kedua pada akhirnya mengantar Liverpool meraih tiga poin krusial.
Gaya bermain ini tampaknya sangat efektif untuk menemukan kelemahan Man City. Liverpool memberi contoh cara mengalahkan tim terkuat di Liga Inggris tersebut.
Pemilihan Formasi
Liverpool sebenarnya pincang pada laga ini. Joel Matip dan Ibrahima Konate tak bisa dimainkan karena cedera, sementara Trent Alexander-Arnold baru pulih sehingga Jurgen Klopp tidak menjadikannya striker.
Ketidakberadaan Luis Diaz juga jadi satu kendala. Hal ini membuat Jurgen Klopp memutar otak. Ia memilih menerapkan formasi 4-2-3-1 dengan Mohamed Salah di ujung tombak.
Selain itu, James Milner yang lebih kuat secara fisik ditempatkan sebagai bek kanan meski ada Kostas Tsimikas. Agaknya, Milner dipasang untuk berduel dengan Phil Foden dan Manuel Akanji.
Jordan Henderson sang kapten juga dicadangkan. Alhasil, Fabinho dan Thiago Alcantara fokus mengawal lini tengah, sedangkan Harvey Elliot, Diogo Jota, dan Roberto Firmino bisa fokus mengandalkan kecepatannya untuk mengoyak pertahanan Ruben Dias dkk
Bertahan
Secara garis besar, Liverpool bermain dengan sistem garis pertahanan rendah. Ini sesuatu yang sangat jarang diterapkan The Reds.
Alih-alih memanfaatkan dua bek sayap, Jurgen Klopp menginstruksikan para pemainnya untuk melakukan bola-bola cepat dari dan ke tengah, di mana Firmino dan Salah sudah siap menerima bola pertama maupun kedua.
Andrew Robertson dan Milner juga cenderung sejajar dengan duet Joe Gomez dan Virgil van Dijk. Liverpool benar-benar merapatkan pertahanan, bahkan Klopp menurunkan Trent Alexander-Arnold dan Tsimikas jelang akhir pertandingan.
Keduanya membuat Liverpool memiliki enam bek, yang praktis bikin Man City kalang kabut. Julian Alvarez sempat dimasukkan guna menambah daya dobrak, tapi di sisa waktu yang ada tak ada gol bersarang di gawang Alisson Becker.
Serangan Balik Cepat
Karena bermain bertahan, Liverpool pada akhirnya lebih mengandalkan long-ball dan counter attack cepat. Strategi ini terbukti manjur.
Gol Mohamed Salah jadi bukti kecemerlangan taktik Klopp pada laga tersebut. Menyisakan Salah di depan sendirian yang cuma dijaga Cancelo, umpan jauh Alisson Becker usai mencocor bola hasil tendangan bebas De Bruyne berujung pada robeknya gawang Ederson Moraes.
Sepanjang laga pun, Liverpool lebih sering mengirimkan bola panjang ke tengah, bukan ke samping. The Reds bermain begitu rapat, bahkan ketika sedang menyerang.
Terdapat enam peluang Liverpool yang bermula dari fast break dan long ball. Sayang, hanya satu yang berbuah gol.