Ligaindonesia – Sepak bola Indonesia akan menggelar hajatan besar, yang akan menentukan nasib sepak bola Indonesia, Kamis (16/2/2023). PSSI akan melaksanakan Kongres Luar Biasa (KLB) di Hotel Sangri-La Jakarta.
Ada tiga agenda utama dalam KLB, yaitu pemilihan Ketua Umum, Wakil Ketua Umum PSSI, dan Komite Eksekutif PSSI.
Perhatian stakeholder sepak bola dan masyarakat akan tercurah pada pemilihan ketua umum. Secara terang-terangan mereka berharap ketua umum baru akan menjadi awal dari babak baru sepak bola Indonesia. Banyak orang yang sepakat, sepak bola Indonesia sedang tidak baik-baik saja.
Sejatinya akan ada lima nama yang bersaing dalam percaturan menuju posisi ketua umum PSSI. Namun, Fary Djemy Francis mundur dari pencalonan pada Rabu (15/2/2023).
Setelah Fary mundur, maka hanya ada La Nyalla Matalitti, Erick Thohir, Doni Setiabudi, dan Arif Putra Wicaksono yang akan bersaing di KLB PSSI untuk pemilihan calon ketua, wakil ketua, dan anggota Exco PSSI itu.
Mengenai mekanisme kongres, calon ketua umum akan dipilih terlebih dulu. Kemudian disusul dengan pemilihan wakil ketua umum.
Setelah itu disusul kembali dengan pemilihan anggota komite eskekutif PSSI. Semuanya dipilih secara terpisah.
Tata cara pemilihan pun mirip dengan Pemilu pada 2009. Para pemilik suara menyontreng atau memberikan tanda centang kepada gambar para calon di kertas suara.
Setelah itu, acara akan ditutup dengan pidato ketua umum PSSI terpilih yang akan memimpin organisasi tersebut dari 2023 hingga 2027.
Sepak Bola Indonesia Butuh Revolusi Besar-besaran
Pencinta sepak bola Indonesia berharap Kongres Luar Biasa PSSI kali ini bisa menawarkan masa depan yang lebih menjanjikan. Sepak bola Indonesia butuh revolusi besar-besaran setelah jatuh ke titik nadir.
Seperti diketahui, KLB PSSI itu digelar lebih cepat sebagai efek adanya insiden memilukan yang membuat sepak bola Indonesia terjatuh ke titik terendah, yaitu tragedi Kanjuruhan. Total, ada 135 orang meninggal dunia dalam tragedi berdarah yang terjadi pada 1 Oktober 2022 setelah laga Arema FC melawan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang.
Peristiwa itu menjadi insiden terkelam dalam sejarah sepak bola dunia. Sepak bola yang seharusnya menawarkan kesenangan, malah berubah menjadi petaka.
Peristiwa itu memicu desakan agar pihak-pihak yang bertanggung jawab meletakkan jabatannya, hingga diproses hukum. Salah satu desakan terbesar adalah supaya Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan, mundur sebagai bentuk pertanggungjawaban.
Mengingat banyaknya korban dalam tragedi Kanjuruhan, Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) pun dibentuk untuk mengusut tuntas insiden tragis itu. Setelah melakukan pencarian fakta, TGIPF memberikan rekomendasi kepada Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan, untuk meletakkan jabatannya.
“Sudah sepatutnya Ketua Umum PSSI dan seluruh jajaran Komite Eksekutif mengundurkan diri sebagai bentuk pertanggungjawaban moral atas jatuhnya korban,” demikian rekomendasi TGIPF untuk PSSI pada 14 Oktober 2022.
TGIPF juga meminta agar PSSI mempercepat Kongres Luar Biasa demi menyelamatkan persepakbolaan Indonesia. KLB itu diharapkan menghasilkan kepemimpinan dan kepengurusan PSSI yang berintregritas, profesional, bertanggung jawab, dan bebas dari konflik kepentingan.
PSSI sempat menolak menjalankan rekomendasi dari TGIPF guna menggelar KLB. Namun, sikap PSSI berubah setelah muncul desakan dari klub Liga 1, Persis Solo dan Persebaya Surabaya. Mereka setuju mempercepat pelaksanaan KLB, tepatnya digelar pada 16 Februari 2023.
Tragedi Kanjuruhan memicu banyak pekerjaan rumah besar lain. Satu di antaranya polemik keputusan PSSI yang menghapus sistem promosi dan degradasi di Liga 1. Keputusan diambil setelah PSSI mengetuk palu tidak akan melanjutkan kompetisi Liga 2 dan Liga 3, akibat tiga penyebab, satu di antaranya adalah klaim permintaan dari mayoritas klub agar liga disetop.
Keputusan tersebut memicu gejolak dari pihak klub hingga suporter,yang menilai sepak bola Indonesia kehilangan karena tidak ada promosi dan degradasi di kompetisi kasta tertinggi.
PT Liga Indonesia Baru (LIB) memilih lepas tangan terkait polemik tersebut. Mereka menyerahkan pengambilan keputusan soal masalah tersebut dalam KLB PSSI. Artinya, keputusan akan diambil oleh pengurus baru.
Harapan Pelaku Sepak Bola Indonesia
Lalu, apa harapan pelaku sepak bola Indonesia dan warganet dari KLB PSSI kali ini? Ada yang masih menaruh harapan besar, tetapi ada juga yang pesimistis akan ada perubahan berarti di jagat sepak bola Indonesia.
“Apapun agenda dalam KLB, tentu kami berharap sepak bola Indonesia lebih baik lagi, tidak hanya di dalam kualitas tim nasional saja, tapi strata kompetisi berjalan dengan baik,” ujar pelatih Barito Putera, Rahmad Darmawan, belum lama ini.
“Kemudian juga instrumen pertandingan bisa melaksanakan semua fungsinya dengan baik.”
“Saya berharap ada terobosan mengenai mungkin lebih punya koordinasi dengan pemerintah daerah, terutama di dalam penyelenggaraan infrastruktur,” kata RD.
Warganet juga menyuarakan harapannya terkait pelaksanaan KLB PSSI melalui media sosial.
“Semoga voters enggak matre. Biar PSSI dipimpin orang-orang yg mau memberi dan berbuat demi Indonesia,” tulis salah seorang warganet melalui akun Twitternya.
“Besok Kongres Luar Biasa PSSI. KLB yang terselenggara dengan utang, utang 135 nyawa. Semoga benar-benar akan luar biasa. Bisa, bisa, bisa,” tulis netizen lainnya.
“Menjelang KLB PSSI, semoga sepak bola Indonesia mempunyai blueprint yang jelas. Percaya proses!” tulis netizen lainnya.
“H-1 KLB PSSI tetep skeptis. Ya exco-nya masih itu-itu saja orangnya,” kata warganet lainnya.